Dikutip dari Tabloid Otomotif
Oleh Eko Endarto RFA
Sudah dua minggu ini Alex, pemilik bengkel oli langganan saya uring-uringan. Hampir setiap pekerjaan bawahannya selalu salah. “Kenapa tuh majikan loe? Lagi perang sama orang rumah ya?” tanya saya pada seorang karyawannya. “Dia lagi kesel, soalnya 25 meter dari sini mau dibangun bengkel franchise dari salah satu perusahaan,” terang sang karyawan. Memang sih, di dekat situ lagi dibangun sebuah bengkel yang 90% selesai. Hanya perlu diingat, timbulnya saingan adalah konsekuensi keberhasilan usaha kita. Yang pada dasarnya justru memberi dampak positif.
Coba deh, renungkan hal-hal ini. Bertambahnya Konsumen. Anda mengira pernyataan ini mengada-ada. Mana mungkin konsumen bertambah, wong konsumen kita aja berkurang. Itu tidak benar. Kalau kita bicara jangka pendek memang mungkin karena sebagian konsumen ingin mencoba yang baru. Tapi kalau bicara kelangsungan bisnis Anda di masa datang, pesaing justru membuat konsumen bertambah asal diiringi mutu pelayanan.
Di daerah Tangerang terdapat sebuah mal baru yang di lantai atasnya dibangun sebuah sentra onderdil dan aksesori kendaraan. Pada awalnya di situ hanya ada 2 buah toko. Walaupun hanya dua, tempat itu tetap berjalan karena ada langganan toko tersebut.
Nah, Anda tahu apa yang sangat diinginkan para pemilik kios di sana? Mereka berharap agar kios dan toko lain di sekitar mereka segera buka. Kenapa demikian? Dengan ramainya toko dan kios, maka makin lengkap dan terkenal daerah itu sebagai tempat belanja onderdil dan aksesori.
Memiliki Pembanding dan Tolok Ukur, Ada kelebihan dengan adanya pesaing. Yaitu usaha Anda memiliki pembanding atau standar. Standar di sini tidak selalu berarti pesaing lebih baik. Tapi mungkin pula lebih buruk.
Apa sih kelebihan Anda punya pembanding? Yakni Anda akan tahu bahwa hasil atau pekerjaan Anda baik atau tidak. Sebab dengan adanya pesaing, akan terlihat apakah Anda lebih baik atau lebih buruk.
Kebetulan saya juga tinggal di Tangerang. Seperti pernah dibahas tabloid ini, di sana baru pertama kali SPBU asing dibangun. Ada yang menarik sejak dibangunnya stasiun itu. Yakni naiknya standar pelayanan beberapa SPBU besar yang lebih dulu ada. Meski tak sebaik yang diberikan stasiun pengisian BBM asing, sapaan karyawan dan ucapan terima kasih bukan hal baru lagi yang saya dengar dari mereka.
Memiliki Kesempatan untuk Maju, Jika Anda sedang bersiap didekati saingan, ini saatnya membuat satu langkah ke depan. Bila saingan Anda akan melakukan hal sama, maka saatnya meninggalkan mereka.Dahulu ada sebuah pusat pencucian mobil di daerah Kebon Jeruk satu-satunya yang dilengkapi pengangkat mobil hidraulis untuk mencuci kolong. Setelah hampir 2 tahun tanpa tandingan, tak jauh dari tempat itu dibangun usaha yang sama.
Anda tahu apa yang dilakukan pemiliknya? Ia berusaha memperbaiki pelayanan tanpa berpindah jenis usaha. Ia membuka jenis cuci baru yaitu cuci salju. Dengan begitu ia bisa selangkah lebih maju karena punya kelebihan dibanding pesaingnya. Sekaligus menaikkan harga yang dulu sangat susah. Karena hanya sendiri, sehingga ia dan konsumennya merasa puas dengan apa yang ada.
Lawan tapi Mesra, Punya saingan dekat usaha Anda? Kenapa enggak mengambil sisi positifnya? Ya, kalau Anda bersaing berarti Anda dan saingan selalu berusaha lebih baik. Dalam pelayanan memang kita harus bersaing. Tapi dalam hal kelengkapan dagangan, biasanya saling melengkapi.
Misal, Anda tidak menjual booster rem Kijang, siapa tahu saingan Anda memilikinya. Suruh saja konsumen Anda membeli ke mereka. Apakah Anda rugi? Hmm... Saya kira enggak tuh.
Memang konsumen tidak membeli pada Anda dan Anda tidak mendapat pemasukan. Tapi Anda bisa mengambil keuntungan dengan cara lain. Misal menjual jasa pemasangan booster rem tadi. Bukan hanya memberikan pelayanan, Anda juga telah mempopulerkan daerah usaha Anda.
Seperti dikatakan di awal, timbulnya saingan sejenis di daerah kita merupakan dampak kesuksesan dan keberhasilan yang kita capai. Yang namanya saingan pasti memiliki efek yaitu negatif atau positif.
Tapi sebagai otomania yang gentle kenapa harus takut dengan dampak negatifnya kalau kita bisa mengambil dampak positifnya. Ingat, pengusaha yang tangguh adalah pengusaha yang tidak lari dari persaingan tapi yang bisa menang atas persaingan.
Salam, Eko Endarto PerencanaKeuangan.com
SAINGAN TIDAK HARUS JADI LAWAN
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
MENGGUGAT PUTUSAN SESAT HAKIM BEJAT
Putusan PN. Jkt. Pst No.Put.G/2000/PN.Jkt.Pst membatalkan Klausula Baku yang digunakan Pelaku Usaha. Putusan ini telah dijadikan yurisprudensi.
Sebaliknya, putusan PN Surakarta No.13/Pdt.G/2006/PN.Ska justru menggunakan Klausula Baku untuk menolak gugatan. Padahal di samping tidak memiliki Seritifikat Jaminan Fidusia, Pelaku Usaha/Tergugat (PT. Tunas Financindo Sarana) terindikasi melakukan suap di Polda Jateng.
Ajaib. Di zaman terbuka ini masih ada saja hakim yang berlagak 'bodoh', lalu seenaknya membodohi
dan menyesatkan masyarakat, sambil berlindung di bawah 'dokumen dan rahasia negara'.
Statemen "Hukum negara Indonesia berdiri diatas pondasi suap" (KAI) dan "Ratusan rekening liar terbanyak dimiliki oknum-oknum MA" (KPK); adalah bukti nyata moral sebagian hakim negara ini sudah terlampau sesat dan bejat. Dan nekatnya hakim bejat ini menyesatkan masyarakat konsumen Indonesia ini tentu berdasarkan asumsi bahwa masyarakat akan "trimo" terhadap putusan tersebut.
Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan berlarut-larut. Masyarakat konsumen yang sangat dirugikan
mestinya berhak mengajukan "Perlawanan Pihak Ketiga" dan menelanjangi kebusukan peradilan ini.
Siapa yang akan mulai??
David
HP. (0274)9345675
Posting Komentar